Paud Sidamulya Cirebon |
Menurut Penelitian, mendorong anak agar
belajar terutama belajar calistung akan mengganggu perkembangannya,
bahkan orangtua bisa melewatka masa perkembangan anak yang penuh warna
dengan bermain.
Tahapan perkembangan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung
(calistung) bukanlah keterampilan yang dapat begitu saja dikuasai anak.
Terdapat keterampilan-keterampilan pendahuluan yang harus dimiliki anak
untuk akhirnya bisa membaca, menulis, dan berhitung sebagai modal
menapaki pendidikan setinggi-tingginya.
Menurut Pengajar di PAUD Sidamulya Kesambi Cirebon, Ani Rohaeni, mengatakan,
keterampilan pendahuluan diberikan pada masa golden age. Yakni usia 0–6
tahun. Pada masa ini, sebetulnya otak anak sedang mudah-mudahnya
menyerap informasi yang dilihat dan dipelajari.
Ia mengatakan, untuk usia 2–3 tahun, anak bisa mengikuti kelas toddler.
Di kelas toddler 2 tahun, anak diajarkan bagaimana cara bersosialisasi,
bermain, dan memang konsepnya belum untuk belajar. Sedangkan kelas
berikutnya, yaitu usia 3 tahun, anak sudah diperkenalkan warna, angka
1–5, bentuk-bentuk datar, segitiga, dan sebagainya.
Kemudian ketika anak 4 tahun, ia mulai masuk TK A serta masih
diperkenalkan nama kendaraan transportasi, nama, bagian tubuh, sekolah,
kesehatan, pantai, dan laut. Setahun kemudian, di TK B, metode
belajarnya juga tidak jauh dengan TK A. Namun, dengan kesulitan yang
berbeda.
Jadi anak-anak usia 0–6 tahun ini diajarkan bermain dengan
teman-temannya untuk bersosialisasi supaya anak tidak jadi pemalu, dadi
ketika bertemu teman, anak menjadi riang dan tidak diam, lalu menangis.
Jika masa keemasan anak ini sudah dilewati, barulah anak masuk ke
tahapan perkembangan kemampuan calistung. Yaitu :
1.Membaca
Melihat gambar adalah bentuk membaca yang paling sederhana, sejak usia
3–5 tahun pun, anak diharapkan sudah memiliki ketertarikan untuk membaca
gambar, simbol, dan logo yang ada di sekitarnya. Karena itu, salah
satunya anak membutuhkan pencahayaan yang tinggi pada buku bergambar.
Pada usia 4–6 tahun, anak baru mulai diharapkan mampu membaca gambar,
simbol, dan logo. Misalnya melihat gambar Colonel Anderson ia membaca
Kentucky atau melihat logo supermarket ia sudah bisa mengenalinya,
membaca dengan pola diharapkan mulai dikuasai anak pada usia 5–7 tahun.
Selain mengenali bentuk dan pola, anak juga harus bisa memegang buku
dengan baik serta mampu membalikkan dari kiri ke kanan. Keterampilan ini
sangat berhubungan erat dengan perkembangan keterampilan motorik anak.
2.Menulis
Jauh sebelum anak bisa memegang pensil dengan baik, ia perlu belajar
menjumput (memegang benda dengan telunjuk dan ibu jari). Ia perlu
mengetahui bahwa tulisan itu memiliki arti, kembali lagi bisa
dikembangkan dengan memperlihatkan berbagai buku.
3.Berhitung
Anak perlu memahami konsep berhitung bahwa satu untuk satu benda
(one-to-one correspondence), jadi sebelum mengajarkan menghitung
satu-dua-tiga, ajarkan anak untuk membagikan satu benda untuk satu orang
atau satu benda ke dalam satu lubang (bisa memakai congklak). Seperti
disebutkan di atas, mengenali simbol termasuk angka baru diharapkan
setelah anak berusia 4–6 tahun.
Sementara untuk les calistung, sebaiknya jangan diberikan kepada anak di
bawah usia 6 tahun. Karena pada saat anak berusia 6–7 tahun, ia baru
mencapai kematangan sensorik dan motorik. Pada waktu itulah, anak
benar-benar siap untuk menulis dan membaca.
Pada akhirnya semua anak pasti bisa membaca dan menulis, hanya waktunya
yang mungkin berbeda-beda. Karena perkembangan tiap anak berbeda, ada
yang bisa membaca pada usia 4 tahun atau ketika usia 5 tahun. Jadi
jangan khawatir bila anak lain sudah menguasai keterampilan tertentu,
sementara anak Anda belum.
Lihat kisaran usianya saja, jangan memaksa belajar membaca terlalu dini.
Apabila dipaksakan untuk membaca dan menulis pada waktu belum siap,
anak akan memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan serta muncul
penolakan. Namun, saran ini tidak berlaku untuk anak-anak yang memang
memiliki ketertarikan dalam membaca dan menulis yang sangat tinggi.
Apabila anak sudah sangat tertarik, bisa mulai mengajarkan atau
memasukkan ke tempat les calistung. Sebelum ikut les, perhatikan cara
pengajarannya. Jangan sampai setelah les, minat membaca, menulis, dan
berhitung anak malah menurun.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar